![]() |
Foto: Abdul Hamid Souwakil (Tokoh Muda Buru Selatan) |
Malukuone.com, Buru Selatan – Tokoh muda Buru Selatan, Abdul Hamid Souwakil, mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para intelektual muda dan aktivis, untuk menciptakan ruang dialog yang sehat dan terbuka di tengah maraknya perbedaan pendapat di media sosial terkait pemerintahan LHM-GES.
Dalam keterangannya, Souwakil menyoroti bahwa perbedaan pandangan yang terjadi belakangan ini seringkali berkembang menjadi saling serang dan menghakimi. Ia menilai kondisi ini bertentangan dengan semangat pemerintahan yang mengusung slogan "Bursel Humanis."
“Jika kita benar-benar menghayati makna Bursel Humanis, seharusnya kita tidak terjebak dalam polarisasi dan saling menyalahkan hanya karena adanya suara kritis. Filosofi pemerintahan humanis adalah menghapus sekat-sekat sosial demi kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar Abdul Hamid Souwakil, Senin (26/5).
Souwakil menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan perubahan sosial. Ia merujuk pada teori gerakan sosial yang menyebutkan bahwa perubahan tidak mungkin terjadi tanpa aksi kolektif dari kelompok masyarakat.
“Kritik yang membangun adalah bagian dari tanggung jawab sosial warga negara. Ia bukan bentuk permusuhan, melainkan dorongan untuk memperbaiki keadaan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Souwakil mengimbau para pendukung pemerintah agar tidak reaktif terhadap kritik. Menurutnya, kritik harus dilihat sebagai masukan yang bernilai, bukan sebagai ancaman terhadap kekuasaan.
“Saya mengajak para simpatisan pemerintah untuk bersikap lebih bijak. Tidak semua kritik itu destruktif. Justru di dalamnya sering tersembunyi harapan dan kepedulian terhadap daerah ini,” katanya.
Dalam momentum 100 hari kerja pemerintahan LHM-GES, Souwakil berharap agar pemerintah menjadikannya sebagai momen evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan kebijakan yang telah diambil.
“Kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati, saya berharap 100 hari ini menjadi titik refleksi yang serius. Dengarkan aspirasi masyarakat, bukan hanya dari yang memuji, tapi juga yang mengkritik. Dari sanalah keputusan yang adil dan tepat bisa lahir,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Souwakil menegaskan bahwa mimpi menjadikan Buru Selatan sebagai daerah yang benar-benar humanis hanya bisa terwujud jika pemerintah dan masyarakat berjalan seiring, saling menguatkan, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
0Komentar